Kota megapolutan, ramai di pagi hari
Mencari nafkah, berebut jalanan, memanggil pelanggan, berlomba ke pasar
Kota tumbuh dalam pusaran uang
Di titik sana, banyak kawan meminta bantuan
Kota kejam! Tepuk pipi, ini realita
Kota kembali ramai
Kota penuh keringat
Kota penuh hingar bingar
Suara anak memanggil, dalam bayangan rumah indah
Suara atasan memaki, pekerjaan pun sirna
Keringat hari ini semoga mengalir
Bermuara
Menjadi mata air rupiah
Terlelap
Apakah yang terjadi esok?
Tetap pasrah
Hening berselimut kehangatan
Kemudian kota kembali sepi
KOTA KOSONG
No comments:
Post a Comment